26 Mei 2013

Pneumatologi dalam Kehidupan Orang Percaya (Roma 8:1-31)


Paulus, Rasul besar sepanjang masa yang dikenal luas sebagai seorang yang sungguh amat giat memberitakan Injil Kristus ke seluruh dunia (pada zamannya). Seorang Yahudi tulen berwarga negara Roma juga yang awalnya adalah seorang yang hidup dengan kebencian yang besar kepada orang percaya, namun dipulihkan dengan pertemuan mistis dengan Tuhan Yesus di Damsyik. Dikenal pula sebagai penulis terbanyak dalam Kitab Perjanjian baru (16 kitab) yang merupakan jumlah terbanyak di antara penulis kitab lainnya (Dr. Lukas, Rasul Yohanes, Musa, Salomo, dll). Kitab Roma adalah tulisan Paulus saat dia berada di Korintus dan dalam kerinduan terbesarnya untuk rencana perjalanannya ke Roma sesudah mengantarkan bantuan begi orang percaya di Yerusalem yang menderita kekurangan.
Pokok tulisan kitab Roma dibagi dalam beberapa bagian penting. Bagian pertama, terdiri dari pasal 1-8 yang berisi doktrin pengajaran Paulus bagi jemaat Kristen di Roma. Bagian kedua pasal 9-11 berbicara tentang bangsa Yahudi. Bagian ketiga 12-15 adalah tentang masalah praktis. Dan pasal 16 adalah berisi ungkapan salam penulis kepada jemaat-jemaat yang ada di Roma.
Pembahasan dalam bagian ini adalah bagian pertama tentang doktrin pengajaran Rasul Paulus kepada orang percaya di Roma. Khususnya tentang pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya pada pasal 8. Kurang lebih 20 kali kata Roh dipakai (dalam bentuk Roh, Roh Kristus, Roh Dia, Roh Allah) dalam pasal 8: 1-30.  Kata Roh Kudus yang dipergunakan di sini dalam bahasa aslinya (Yunani) ditafsirkan dari kata pneumatos/ Πνεύματος (Neuter).
Peran dan pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya sangat kompleks dan continual dalam hidup orang percaya.  Menurut Roma pasal 8, peran pertama dari Roh Kudus adalah memberi hidup (ζωή) dan memerdekakan dari hukum dosa dan maut (ay 2). Marie Claire Barth berkata, Roh Kudus memberikan hidup kepada manusia dalam kandungan lahir dan batin beserta pula memberikan kehidupan kekal pada manusia. (Marie Claire Barth, Hati Allah Bagaikan hati  Seorang Ibu, hal 195). Kuasa Roh Kudus yang nyata memang dengan pasti mengungkapkan kehadirannya yang memberikan pengaruh signifikan dalam hidup setiap pribadi yang menundukkan hidup secara total kepada Allah. Karya hidup yang dikerjakan oleh Roh Kudus kepada manusia dimulai dari pekerjaan-Nya pada kebangkitan Kristus (ay 11) yang kemudian berlanjut pada pemberian hidup kepada orang percaya. Pemberian hidup atas orang percaya mengandung dua makna, yaitu memberikan kehidupan yang baru bagi kehidupan lahiriah pada saat menerima Kristus dan dalam kehidupan di dunia seterusnya juga memberikan jaminan hidup kekal sebagai kepunyaan Allah dalam kehidupan sesudah di dunia.
Paulus ingin menyampaikan kepada orang percaya di Roma, bahwa hukum Roh dalam Yesus telah membebaskan mereka dari hukum dosa dan kematian. Ayat 2 ini dipergunakan sebagai alasan atau jawaban dari ayat sebelumnya tentang adanya kecaman hukuman bagi orang percaya dalam Kristus. Ayat ini mengidentifikasikan bahwa persatuan dalam Kristus telah membenarkan dan memerdekakan orang percaya dari hukuman dan dosa.
Untuk mencapai kemerdekaan atas hukum, dosa dan kematian ini diperoleh melalui pemberian Putera Tunggal dari Allah (Band Yohanes 3:16), melalui Yesus Tuhan yang menjadi manusia, kemudian menyerahkan diri-Nya untuk menggantikan manusia di posisi salah atas kayu salib. Kematian ini menyatakan bahwa Allah mengutuk dosa yang ada dalam diri manusia. Sehingga semuanya ditangguhkan Allah kepada Kristus, anak-Nya yang tunggal apa yang seharusnya menjadi konsekuensi atas dosa tiap pribadi manusia digantikan dan diserahkan semuanya kepada Yesus Kristus.
Kata hukum dari Nomos, kata benda, tunggal maskulin nominatif. Hukum yang ada dalam ayat ini mengacu pada kekuatan otoritatif dari dosa dan kematian rohani sebelum lahir baru. Yang kemudian dengan otoritatif kuasa Roh Kudus dibebaskan dari pengaruh otoritatif dosa melalui pengalaman rohani seperti baptisan Roh. Hal ini dinyatakan lewat 1 Korintus 12:13, sebab dalam satu Roh kita semua dibaptis menjadi satu tubuh, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Juga dalam Galatia 3:26-28, sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua yang dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Peran Roh Kudus ditambahkan oleh ayat 6, bahwa hidup yang diberikan memiliki sifat damai sejahtera. Perbandingan dilontarkan oleh Paulus tentang perbedaan kontras antara kehidupan yang dipengaruhi daging dengan keindetikan dengan dosa yang menguasai hidup setiap pribadi yang sudah pasti menjadi seteru Allah (ay 7) dan jelas sangat tidak berkenan kepada Allah (ay 8) dengan kehidupan yang dikuasai Roh yang memberikan kekuatan, menuntun dalam pikiran dan kehendak Allah menuju puncak hidup yang dinyatakan sebagai kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera.
Kata damai diterjemahkan dari kata eirene (kata benda tunggal nominatif feminin) yang mengacu pada perdamaian dengan Allah dalam arti obyektif. Pendamaian ini bersifat permanen dan kekal yang ditetapkan oleh Allah antara diri-Nya dengan orang berdosa melalui kematian Kristus. Pada saat yang sama secara otomatis menjadi kepunyaan Yesus hal ini disampaikan oleh Kolose 1:13-23. Hubungan yang akrab terjalin antara Tuhan dengan umat-Nya karena pekerjaan Roh melanjutkan karya kematian Tuhan sebagai gerbang pemersatu hubungan antara ilahi dengan manusia.
Peran kedua dari Roh Kudus adalah menjadikan kita anak Allah. Menjadikan kita anak Allah dalam bahasa aslinya dipergunakan kata huios yang diterjemahkan sebagai adopsi. Kata adopsi didefinisikan sebagai mengambil orang lain yang bukan darah daging menjadi anak. Kata huios dipakai Paulus kepada orang percaya di Roma diartikan bahwa mereka telah diterima sebagai bagian dari keluarga Allah secara hukum. Adopsi ini didasarkan pada keadaan yang biasa dipergunakan oleh orang-orang Romawi jaman itu sehingga dipergunakan juga oleh Paulus sama seperti tulisannya dalam Galatia 3:26.
Adopsi romawi adalah proses dimana seseorang dipindahkan dari kekuasaan ayah alami/ kandung kepada ayah angkatnya. Kebiasaan ini dilakukan untuk melanjutkan usaha keluarga dan pilihan untuk mengadopsi sangat selektif karena pengharapan akan keturunan berikut memiliki kualitas yang sama dengan yang sebelumnya. Menurut hukum romawi anak angkat  memiliki status yang sama dan hak istimewa seperti anak kandung. Adopsi dalam pandangan romawi terbagi atas dua macam. Adopsi adrogatio adalah adopsi menyeluruh, artinya adopsi yang dilakukan kepada satu keluarga secara menyeluruh. Sementara adopsi adoptio hanya mengambil satu individu menjadi anak atau bagian dari satu keluarga.
Allah mengangkat manusia sebagai anak-Nya meskipun secara natur terdapat perbedaan nyata karena dosa melekat dalam natur manusia dan kekudusan adalah natur Allah. Ini semata-mata terjadi karena kebaikan dan kemurnian hati Allah kepada manusia. Pengangkatan ini menjadikan perpindahan posisi di bawah kendali dan kedaulatan Allah yang sepenuhnya  berkuasa dan menyatakan perlindungan-Nya bagi mereka yang diangkat-Nya.
Pada ayat 16 kata anak yang semula mempergunakan kata huios diubah menjadi “tekna”. Tekna adalah bentuk jamak dari teknon. Kata ini didefinisikan sebagai anak juga namun yang memiliki pengertian yang jauh lebih tinggi dibandingkan adopsi. Menurut Paulus orang percaya yang sepenuhnya telah dikuasai oleh Roh Allah pantas menyandang sebutan tekna. Sebutan yang memperlihatkan keadaan orang percaya yang  siap menjadi ahli waris kerajaan Allah yang berhak menerima janji-janji Allah (ay 17). Alasan penggunaan Paulus ini memberikan sebuah pengertian dalam perspektif manusia dilahirkan kembali secara spiritual.
Peranan selanjutnya dari pribadi Roh Kudus bagi orang percaya adalah menolong dalam kelemahan (ay 26a). Kata menolong diambil dari kata sunantilambavnomai, penggunaannya diperuntukkan untuk orang ketiga tunggal dalam arti Yunaninya membantu dalam mendapatkan atau membantu dalam mendukung (Liddle dan Scott, hal 1696). Kata ini hanya muncul dua kali dalam Perjanjian Baru (Lukas 10:40 dan Roma 8:26). Kata kerja ini berbicara tentang tindakan seseorang yang datang untuk mengambil beban dari seseorang. Orang yang membantu ini tidak mengambil semua beban yang dimiliki pihak yang ditolongnya, tetapi hanya sebagian saja.
Bantuan yang dinyatakan oleh Paulus dalam bagian ini adalah bantuan Roh Kudus atas kelemahan kita (orang percaya). Paulus tidak menyatakan bahwa Roh Kudus secara otomatis akan menghilangkan kelemahan-kelemahan yang dialami oleh kita, tetapi yang terjadi adalah membantu atau menopang kita dalam kelemahan yang ada. Ini disebabkan oleh kondisi manusia yang lemah karena sifat dosanya maka orang percaya benar-benar sangat tergantung kepada Roh Kudus dalam seluruh pengalaman hidup berupa penderitaan dan masalah-masalah yang ada dalam alam dosa.
Roh Kudus yang telah hadir dalam kehidupan orang percaya berperan dalam menguatkan manusia untuk dapat menghadapi problema hidup yang menimpa dan yang akan menimpa karena iman percayanya. Memampukan dengan kepemimpinan-Nya yang senantiasa hadir, sehingga orang percaya tetap ada dalam kondisi yang diinginkan Allah.
Kelemahan dalam bahasa Yunani berasal dari kata benda astheneia (genitif pertama) yang menunjukkan kelemahan dalam kondisi manusia, kerentaan dari kehidupan manusia atau sifat halus perempuan. Kadang-kadang kelompok kata ini  juga disebut moral "kelemahan" atau kurangnya determinasi atau keyakinan (Link, Colin Brown, Kamus International Baru Teologi Perjanjian Baru, Volume 3, halaman 993).
Dalam definisi inilah kuasa Roh Kudus bekerja. Keadaan manusia yang terbingkai pola dosa mengakibatkan ketidakmampuan secara spritual bagi manusia untuk dapat bertahan dalam kondisi-kondisi berat yang bisa menggoyahkan iman. Memang yang berhadapan dengan semuanya ini adalah kita sebagai manusia akan tetapi kuasa Roh Kuduslah yang menolong untuk memampukan kita tetap berdiri pada jalur kehendak Allah.

Tidak ada komentar: