Paulus, Rasul besar sepanjang masa yang dikenal luas sebagai seorang yang sungguh amat giat memberitakan Injil Kristus ke seluruh dunia (pada zamannya). Seorang Yahudi tulen berwarga negara Roma juga yang awalnya adalah seorang yang hidup dengan kebencian yang besar kepada orang percaya, namun dipulihkan dengan pertemuan mistis dengan Tuhan Yesus di Damsyik. Dikenal pula sebagai penulis terbanyak dalam Kitab Perjanjian baru (16 kitab) yang merupakan jumlah terbanyak di antara penulis kitab lainnya (Dr. Lukas, Rasul Yohanes, Musa, Salomo, dll). Kitab Roma adalah tulisan Paulus saat dia berada di Korintus dan dalam kerinduan terbesarnya untuk rencana perjalanannya ke Roma sesudah mengantarkan bantuan begi orang percaya di Yerusalem yang menderita kekurangan.
Pokok tulisan kitab
Roma dibagi dalam beberapa bagian penting. Bagian pertama, terdiri dari pasal
1-8 yang berisi doktrin pengajaran Paulus bagi jemaat Kristen di Roma. Bagian
kedua pasal 9-11 berbicara tentang bangsa Yahudi. Bagian ketiga 12-15 adalah
tentang masalah praktis. Dan pasal 16 adalah berisi ungkapan salam penulis kepada
jemaat-jemaat yang ada di Roma.
Pembahasan dalam bagian
ini adalah bagian pertama tentang doktrin pengajaran Rasul Paulus kepada orang
percaya di Roma. Khususnya tentang pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang
percaya pada pasal 8. Kurang lebih 20 kali kata Roh dipakai (dalam bentuk Roh,
Roh Kristus, Roh Dia, Roh Allah) dalam pasal 8: 1-30. Kata Roh Kudus yang dipergunakan di sini
dalam bahasa aslinya (Yunani) ditafsirkan dari kata pneumatos/ Πνεύματος
(Neuter).
Peran dan pekerjaan Roh
Kudus dalam hidup orang percaya sangat kompleks dan continual dalam hidup orang
percaya. Menurut Roma pasal 8, peran pertama
dari Roh Kudus adalah memberi hidup (ζωή)
dan memerdekakan dari hukum dosa dan maut (ay 2). Marie Claire Barth berkata,
Roh Kudus memberikan hidup kepada manusia dalam kandungan lahir dan batin
beserta pula memberikan kehidupan kekal pada manusia. (Marie Claire Barth, Hati
Allah Bagaikan hati Seorang Ibu, hal
195). Kuasa Roh Kudus yang nyata memang dengan pasti mengungkapkan kehadirannya
yang memberikan pengaruh signifikan dalam hidup setiap pribadi yang menundukkan
hidup secara total kepada Allah. Karya hidup yang dikerjakan oleh Roh Kudus
kepada manusia dimulai dari pekerjaan-Nya pada kebangkitan Kristus (ay 11) yang
kemudian berlanjut pada pemberian hidup kepada orang percaya. Pemberian hidup
atas orang percaya mengandung dua makna, yaitu memberikan kehidupan yang baru
bagi kehidupan lahiriah pada saat menerima Kristus dan dalam kehidupan di dunia
seterusnya juga memberikan jaminan hidup kekal sebagai kepunyaan Allah dalam
kehidupan sesudah di dunia.
Paulus ingin
menyampaikan kepada orang percaya di Roma, bahwa hukum Roh dalam Yesus telah
membebaskan mereka dari hukum dosa dan kematian. Ayat 2 ini dipergunakan
sebagai alasan atau jawaban dari ayat sebelumnya tentang adanya kecaman hukuman
bagi orang percaya dalam Kristus. Ayat ini mengidentifikasikan bahwa persatuan
dalam Kristus telah membenarkan dan memerdekakan orang percaya dari hukuman dan
dosa.
Untuk mencapai
kemerdekaan atas hukum, dosa dan kematian ini diperoleh melalui pemberian
Putera Tunggal dari Allah (Band Yohanes 3:16), melalui Yesus Tuhan yang menjadi
manusia, kemudian menyerahkan diri-Nya untuk menggantikan manusia di posisi
salah atas kayu salib. Kematian ini menyatakan bahwa Allah mengutuk dosa yang
ada dalam diri manusia. Sehingga semuanya ditangguhkan Allah kepada Kristus,
anak-Nya yang tunggal apa yang seharusnya menjadi konsekuensi atas dosa tiap
pribadi manusia digantikan dan diserahkan semuanya kepada Yesus Kristus.
Kata hukum dari Nomos,
kata benda, tunggal maskulin nominatif. Hukum yang ada dalam ayat ini mengacu
pada kekuatan otoritatif dari dosa dan kematian rohani sebelum lahir baru. Yang
kemudian dengan otoritatif kuasa Roh Kudus dibebaskan dari pengaruh otoritatif
dosa melalui pengalaman rohani seperti baptisan Roh. Hal ini dinyatakan lewat 1
Korintus 12:13, sebab dalam satu Roh kita semua dibaptis menjadi satu tubuh,
baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka dan kita
semua diberi minum dari satu Roh. Juga dalam Galatia 3:26-28, sebab kamu semua
adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua
yang dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada
orang Yahudi atau orang Yunani tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada
laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
Peran Roh Kudus
ditambahkan oleh ayat 6, bahwa hidup yang diberikan memiliki sifat damai sejahtera.
Perbandingan dilontarkan oleh Paulus tentang perbedaan kontras antara kehidupan
yang dipengaruhi daging dengan keindetikan dengan dosa yang menguasai hidup
setiap pribadi yang sudah pasti menjadi seteru Allah (ay 7) dan jelas sangat
tidak berkenan kepada Allah (ay 8) dengan kehidupan yang dikuasai Roh yang
memberikan kekuatan, menuntun dalam pikiran dan kehendak Allah menuju puncak
hidup yang dinyatakan sebagai kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera.
Kata damai
diterjemahkan dari kata eirene (kata benda tunggal nominatif feminin) yang
mengacu pada perdamaian dengan Allah dalam arti obyektif. Pendamaian ini
bersifat permanen dan kekal yang ditetapkan oleh Allah antara diri-Nya dengan
orang berdosa melalui kematian Kristus. Pada saat yang sama secara otomatis
menjadi kepunyaan Yesus hal ini disampaikan oleh Kolose 1:13-23. Hubungan yang
akrab terjalin antara Tuhan dengan umat-Nya karena pekerjaan Roh melanjutkan
karya kematian Tuhan sebagai gerbang pemersatu hubungan antara ilahi dengan
manusia.
Peran kedua dari Roh
Kudus adalah menjadikan kita anak Allah. Menjadikan kita anak Allah dalam bahasa
aslinya dipergunakan kata huios yang diterjemahkan sebagai adopsi. Kata adopsi
didefinisikan sebagai mengambil orang lain yang bukan darah daging menjadi
anak. Kata huios dipakai Paulus kepada orang percaya di Roma diartikan bahwa
mereka telah diterima sebagai bagian dari keluarga Allah secara hukum. Adopsi
ini didasarkan pada keadaan yang biasa dipergunakan oleh orang-orang Romawi
jaman itu sehingga dipergunakan juga oleh Paulus sama seperti tulisannya dalam
Galatia 3:26.
Adopsi romawi adalah
proses dimana seseorang dipindahkan dari kekuasaan ayah alami/ kandung kepada
ayah angkatnya. Kebiasaan ini dilakukan untuk melanjutkan usaha keluarga dan
pilihan untuk mengadopsi sangat selektif karena pengharapan akan keturunan
berikut memiliki kualitas yang sama dengan yang sebelumnya. Menurut hukum
romawi anak angkat memiliki status yang
sama dan hak istimewa seperti anak kandung. Adopsi dalam pandangan romawi terbagi
atas dua macam. Adopsi adrogatio adalah adopsi menyeluruh, artinya adopsi yang
dilakukan kepada satu keluarga secara menyeluruh. Sementara adopsi adoptio
hanya mengambil satu individu menjadi anak atau bagian dari satu keluarga.
Allah mengangkat manusia
sebagai anak-Nya meskipun secara natur terdapat perbedaan nyata karena dosa
melekat dalam natur manusia dan kekudusan adalah natur Allah. Ini semata-mata terjadi
karena kebaikan dan kemurnian hati Allah kepada manusia. Pengangkatan ini
menjadikan perpindahan posisi di bawah kendali dan kedaulatan Allah yang
sepenuhnya berkuasa dan menyatakan
perlindungan-Nya bagi mereka yang diangkat-Nya.
Pada ayat 16 kata anak
yang semula mempergunakan kata huios diubah menjadi “tekna”. Tekna adalah
bentuk jamak dari teknon. Kata ini didefinisikan sebagai anak juga namun yang
memiliki pengertian yang jauh lebih tinggi dibandingkan adopsi. Menurut Paulus
orang percaya yang sepenuhnya telah dikuasai oleh Roh Allah pantas menyandang
sebutan tekna. Sebutan yang memperlihatkan keadaan orang percaya yang siap menjadi ahli waris kerajaan Allah yang
berhak menerima janji-janji Allah (ay 17). Alasan penggunaan Paulus ini
memberikan sebuah pengertian dalam perspektif manusia dilahirkan kembali secara
spiritual.
Peranan selanjutnya
dari pribadi Roh Kudus bagi orang percaya adalah menolong dalam kelemahan (ay
26a). Kata menolong diambil dari kata sunantilambavnomai, penggunaannya
diperuntukkan untuk orang ketiga tunggal dalam arti Yunaninya membantu dalam
mendapatkan atau membantu dalam mendukung (Liddle dan Scott, hal 1696). Kata
ini hanya muncul dua kali dalam Perjanjian Baru (Lukas 10:40 dan Roma 8:26).
Kata kerja ini berbicara tentang tindakan seseorang yang datang untuk mengambil
beban dari seseorang. Orang yang membantu ini tidak mengambil semua beban yang
dimiliki pihak yang ditolongnya, tetapi hanya sebagian saja.
Bantuan yang dinyatakan
oleh Paulus dalam bagian ini adalah bantuan Roh Kudus atas kelemahan kita
(orang percaya). Paulus tidak menyatakan bahwa Roh Kudus secara otomatis akan
menghilangkan kelemahan-kelemahan yang dialami oleh kita, tetapi yang terjadi
adalah membantu atau menopang kita dalam kelemahan yang ada. Ini disebabkan oleh
kondisi manusia yang lemah karena sifat dosanya maka orang percaya benar-benar
sangat tergantung kepada Roh Kudus dalam seluruh pengalaman hidup berupa
penderitaan dan masalah-masalah yang ada dalam alam dosa.
Roh Kudus yang telah
hadir dalam kehidupan orang percaya berperan dalam menguatkan manusia untuk
dapat menghadapi problema hidup yang menimpa dan yang akan menimpa karena iman
percayanya. Memampukan dengan kepemimpinan-Nya yang senantiasa hadir, sehingga
orang percaya tetap ada dalam kondisi yang diinginkan Allah.
Kelemahan dalam bahasa
Yunani berasal dari kata benda astheneia (genitif pertama)
yang menunjukkan kelemahan dalam kondisi manusia, kerentaan dari kehidupan
manusia atau sifat halus perempuan. Kadang-kadang kelompok kata ini juga disebut moral "kelemahan" atau
kurangnya determinasi atau keyakinan (Link, Colin
Brown, Kamus International Baru Teologi Perjanjian
Baru, Volume 3, halaman 993).
Dalam definisi inilah
kuasa Roh Kudus bekerja. Keadaan manusia yang terbingkai pola dosa
mengakibatkan ketidakmampuan secara spritual bagi manusia untuk dapat bertahan
dalam kondisi-kondisi berat yang bisa menggoyahkan iman. Memang yang berhadapan
dengan semuanya ini adalah kita sebagai manusia akan tetapi kuasa Roh Kuduslah
yang menolong untuk memampukan kita tetap berdiri pada jalur kehendak Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar