5 April 2020

Ibu atau Ayah

Tadi saya bersama istri menghabiskan minggu sore ini dengan makan di sebuah warung pinggir jalan di daerah harapan kita, Tangerang.
Saat sedang asik makan, sayup-sayup terdengar obrolan ibu pemilik warung dengan seorang bapak yang biasanya menjadi tukang parkir di daerah situ.
Karena sekarang lagi pandemi covid 19 jadi arah pembicaraan pasti seputar itu saja.

Sang ibu berkata, tadi barusan mengajarkan anaknya latihan menari dari video yg dikirimkan gurunya sebagai tugas di masa liburan pandemi ini. Namun kesalnya si ibu karena anaknya malah menangis karena kecapean latihan tari yang menurutnya sangat sulit.

Ibu itu melanjutkan lagi bahwa tugas anak begitu banyak dan harus dikumpulkan setiap hari melalui capture via wa ke guru untuk mendapatkan penilaian. Tetapi menurutnya hal ini cukup menyusahkan karena selain mengajar anak dia juga harus membantu suami berdagang.

Sementara poin yang membuat hati saya terkejut adalah perilaku suaminya yang acuh tak acuh alias masa bodoh untuk membantu istrinya mengajar anak mereka.
Seolah-olah tugas mendidik anak adalah hanya peran ibu. Suami bertugas mencari nafkah dan pemenuhan kualitas ekonomi tanpa melihat peranan dirinya dalam edukasi bagi anak.

...

Harapan saya jika pembaca yang mampir dan melihat curahan hati si ibu ini dan adalah seorang laki-laki, suami dan bapak supaya diketuk pintu batinnya dan sadar.
Kualitas masa depan anak adalah tanggung jawab ibu dan ayah.
Keduanya secara bergantian dan saling melengkapi untuk membekali buah hati mereka dengan ilmu, etika, moral, aturan, dll. Sebab anak adalah cermin dari orang tua.
Anak sukses karena didikan dan teladan orang tua yang positif.
Anak gagal sebab orang tua melalaikan tanggung jawab.

GB


Tidak ada komentar: